Menyeberang Itu Tidak Gampang

Hal yang paling malas saya lakukan tapi mau nggak mau harus dilakukan adalah menyeberang jalan. Apalagi menyeberangnya di Jalan Jawa Jember, jalan di wilayah kampus Unej yang pengguna jalan dan pejalan kakinya membludak. Tapi mau bagaimana lagi, untuk menuju titik tertentu seringkali saya dituntut untuk menyeberang jalan. Sebelum akhirnya kembali menyeberang untuk menuju titik awal.

Seperti halnya menyeberang di jalan jawa, bertamasya di dunia maya juga saya anggap aktifitas menyeberang. Bedanya untuk ini saya tidak merasa malas dan terpaksa melakukannya. Sebaliknya, saya justru merasa enjoy.

Kenapa ini saya anggap menyeberang? Jawabannya sederhana. Karena saya tumbuh besar dengan hal hal yang sifatnya manual. Teknologi berkembang pesat pada saat saya sudah besar. Apalagi saya tumbuh di kota kecil. Beberapa tahun terakhir inilah era yang saya anggap era menyeberang. Dari manual menjadi melek tehnologi. Terutama tehnologi yang ramah lingkungan seperti dunia blogger.

Untuk menyeberang, yang dibutuhkan adalah konsentrasi. Karena jika tidak maut tidak segan segan merenggut napas kita, bahkan hanya dalam hitungan detik. Oleh karena itulah mengapa banyak orang yang lagi menyeberang akan menoleh kanan kiri. Menunggu saat yang tepat untuk melangkahkan kaki.

Dunia maya juga membutuhkan itu. Kita harus konsentrasi, menoleh kanan kiri. Mencari sesuatu yang tepat untuk diri kita. Karena jika tidak, kita akan terjebak pada akifitas yang itu itu juga. Aktifitas yang tidak mencerdaskan.

Para netter, bagaimana cara anda menyeberang? Semoga saja dengan tidak memejamkan mata, hehe..

Salam Lestari…!!!