Selasa

Indahnya Bilang Permisi

Melihat berita akhir akhir ini selalu saja diwarnai dengan pemberitaan tentang kekurang ajaran negara tetangga, Malaysia. Dalam sebuah iklan pariwisatanya mereka mengklaim tari pendet asal Bali sebagai tarian mereka. Setelah sebelumnya mereka mengklaim reog, batik, lagu rasa sayange, dan sebagainya. Alasan mereka mengklaim semua itu adalah karena kesenian kesenian tersebut lahir di tanah melayu. Dan otomatis mereka juga merasa ikut memiliki.

Tentu saja warga Indonesia keberatan. Terutama pelaku seni di Bali, tempat tari pendet itu tumbuh dan berkembang. Kenapa keberatan? Masalahnya jelas. Malaysia menggunakan kesuperioran dan kesombongannya, tanpa bilang permisi melangkahi harga diri kita sebagai bangsa yang berbudaya.

Para netter, kalau di urut urut permasalahannya adalah di zaman ini tak ada lagi yang namanya budaya permisi. Pertikaian pelajar disana sini, bila diusut masalahnya juga sama. Tidak ada kata permisi. Dan biasanya atas nama harga diri mereka pun berkelahi. Sesederhana itu saja para netter. Tidak sebanding dengan akibatnya.

Haampir semua peperangan yang terjadi di dunia ini hanya karena tidak ada budaya permisi. Ingat saat Indonesia bersitegang dengan negara tetangga karena masalah kedaulatan? Masih banyak lagi akibat yang timbul dari ketidak sadaran kita akan kesaktian dibalik kata permisi.

Atau bila ada beberapa dari kita yang meragukan makna dibalik kata permisi, silahkan coba sendiri. Anda berjalan sendirian membelah suatu gerombolan manusia yang lagi bercengkerama. Entah yang lagi nimbrung itu orang biasa, TNI, pemabuk, pemuda kampung, ibu ibu, atau siapapun. Saat anda berjalan melewati mereka cobalah untuk tidak berekspresi apa apa. Tanpa wajah yang ramah dan kata permisi. Menurut anda apa yang akan anda peroleh? Yang jelas karakter dan kepribadian anda akan terbunuh.

Para netter, tidak ada ruginya kita budayakan kembali kata permisi. Bahkan saya yakin seyakin yakinnya, bahwa itu semua sangat bermanfaat sekali. Hanya dengan mengandalkan kekuatan satu kata saja, PERMISI.

Sekian dulu para netter, permisiii…

Salam Lestari..!


3 komentar:

  1. malingsia agaknya sudah keterlaluan, mas hakim. tak hanya persoalan budaya kita yang diusik, masalah teritorial pun akan mereka embat juga. doh!

    BalasHapus
  2. permisi,,,
    sepertinya gak susah koq kalo harus bilang permisi
    gak tau lagi ya kl malaysia
    mungkin mereka gengsi kalau harus bilang permisi...

    BalasHapus
  3. @Bapak Sawali : hehe, iya tuh pak. Katanya saudara serumpun, tapi kok ya apa apa milik kita di embat juga. Mereka itu sulit banget mo bilang permisi. Makasih Bapak atas kunjungannya.

    @ Hanna : Bisa jadi Malay gengsi. Kan mereka udah lebih maju dari kita sekarang. Ditulis aja itu, kayaknya bisa jadi conten yang menarik. Judulnya "Malaysia negara gengsi", hehe..

    BalasHapus