Masih menurut Cak Dainuri, dia berkata seandainya setiap Pencinta Alam tahu, mengerti dan paham tentang apa itu KEPAI, tidak perlulah para pencinta Alam merumuskan lagi aturan aturan lain entah itu ikrar atau hal hal semacamnya. Cukuplah KEPAI itu saja sebagai pegangan seorang Pencinta Alam.
Dari perbincangan ringan itu saya jadi ingin menuliskannya kembali disini. Tentang isi Kode Etik itu sendiri. Setidaknya ini bisa menyegarkan kembali ingatan kita tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang Pencinta Alam.
Kode Etik Pencinta Alam Indonesia
• Pencinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
• Pencinta Alam Indonesia sebagai masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab terhadap Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air.
• Pencinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap Pencinta Alam adalah saudara, sebagai mahluk yang mencintai alam, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan sebagai berikut :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memelihara alam beserta isinya, serta mempergunakan sumber alam sesuai dengan batas kebutuhan
3. Mengabdi kepada bangsa dan Tanah Air
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya, serta menghargai manusia sesuai dengan martabatnya
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pencinta Alam sesuai dengan asas Pencinta Alam.
6. Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah Air
7. Selesai.
Disahkan
Dalam Forum Gladian IV
Ujung Pandang tanggal 28 Januari 1974
Pukul 01.00 WITA
Saat saya kembali menulis dan membacanya, di tiga hakekat pembuka saya seperti diingatkan kembali oleh sebuah kata yang bernama kesadaran. Sadar, sadar dan sadar. Itu kalimat pembuka dan di ulang sampai tiga kali. Kenapa? Karena jika kita tidak sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan YME, akan lebih mudah bagi kita untuk berlaku semaunya. Seakan akan semua yang ada di lagit dan di bumi adalah milik kita sendiri.
Begitu juga dengan hakekat nomor dua. Kesadaran kita seakan diguncang dan diingatkan kembali. Bahwa kita mempunyai tanggung jawab atas apa yang kita lakukan, baik tanggung jawab terhadap Tuhan YME maupun tanggung jawab terhadap Bangsa dan Tanah Air.
Tidak kalah berbobot dengan dua hakekat sebelumnya, hakekat ke tiga juga seperti menikam akan kelalaian kita pada yang namanya rasa persaudaraan antar sesama Pencinta Alam.
Dari ketiga hakekat yang tertulis manis tersebut, bila kita sudah memahami dan menyadarinya, maka akan lebih memudahkan kita untuk melaksanakan poin poin pernyataan dalam KEPAI, sampai dengan poin ke tujuh.
Salam Lestari…!!!
kode etik pencinta alam, semacam pengontrol buat kita sebagai pencinta alam..
BalasHapussemoga tetap berada pada fungsinya...
salutte...
salam lestari...
Top..!!!
BalasHapusMakaci yaaaa...
Salam...!!!
Sama sama.
BalasHapusWah,,ada tanggapan kembali toh dari mbak Hanna,,hehe..thx ya..
BalasHapus