Selasa

Nedan, orang gila inspiratif

Saat saya masih SD dulu, tahun delapan puluhan, saya terinspirasi oleh seseorang. Nedan, begitu biasanya orang orang memanggilnya. Nedan adalah orang gila di daerah saya, Patrang, pinggiran kota kecil Jember.

Perawakannya kekar dan tinggi tubuhnya kira kira hanya 150 centimeter. Selalu mengenakan pakaian itu itu saja. Atasannya berwarna abu abu. Mungkin tadinya berwarna hitam, tapi karena terlalu lama dipakai jadi semakin hari semakin pudar. Celana yang digunakan juga berwarna gelap pudar. Ada sarung kumal warna hijau tua yang terselempang di dadanya. Rambutnya seringkali plontos. Setiap kali rambutnya memanjang selalu dia potong di tukang cukur daerah Patrang. Dan tentu saja gratis.

Sebagai orang gila, Nedan punya ciri khas yang tidak dimiliki orang gila pada umumnya. Kemana mana Nedan selalu membawa golok. Setahu saya tidak ada yang keberatan tentang ciri khas Nedan yang satu ini. Entahlah, barangkali Nedan dianggap bukan ancaman dan setahu saya Nedan memang tidak pernah mengancam siapapun.

Kenapa Nedan membawa golok? Apakah dia pernah membunuh orang lalu merasa bersalah dan kemudian menjadi gila? Saya sendiri tidak tahu. Pada saat saya masih bocah dulu saya juga bertanya tanya akan itu.

Oke kita kesampingkan saja pertanyaan itu. Bagaimana jika kita ubah pertanyaannya. Untuk apa Nedan membawa golok? Nah kalau ini baru saya bisa menjelaskan. Boleh percaya boleh tidak, Nedan membawa itu hanya untuk menanam pohon. Tidak percaya? Memang sulit untuk dipercaya ada orang gila merangkap pencinta alam. Tapi itulah Nedan. Dengan goloknya dia menanam apa saja. Tapi yang paling sering saya jumpai Nedan menanami lahan lahan kosong dengan tumbuhan tales. Atau kalau tidak dia akan menanam tunas pisang.

Suatu hari, entah tahun berapa saya sudah lupa, saya menerima kabar dari mulut ke mulut bahwa Nedan telah meninggal dunia. Dia tertabrak kereta api dan mayatnya ditempatkan di RSUD Dr. Soebandi. Itu kabar pertama dan terakhir buat saya. Kabar selanjutnya saya tidak tahu.

Tapi bukan itu yang saya pikirkan dulu. Saya merasa kehilangan. Itu yang ada di benak saya. Entah apa yang dirasakan orang orang. Yang jelas setelahnya banyak orang orang membicarakan Almarhum Nedan. Di warung warung ataupun saat bertamu. Meskipun masih bocah pada akhirnya saya tahu bahwa mereka juga merasa kehilangan seorang Nedan.

Para netter, Nedan adalah inspirasi pertama dalam hidup saya. Ada banyak pesan moral yang dia tinggalkan. Bukan dengan kata kata, tapi dengan apa yang saya lihat sendiri. Dia melakukan semuanya bukan untuk dikenang, bukan juga karena mengharapkan sesuatu. Dia melakukan semua itu karena dia ingin. Jujur, saat saya masih kecil dulu, saya bercita cita ingin menjadi seorang Nedan dalam hal menanam pohon. Itulah Nedan, inspirasi saya.

Salam Lestari…!!!

0 komentar:

Posting Komentar