“Sekali anda memutuskan ngeblog, jangan pernah mundur..”
Saya pernah membaca penggalan tulisan itu di artikelnya Mas Joko Susilo. Kalimat yang sederhana namun menghentak. Bagaimana tidak menghentak, saya pernah merasakan sendiri bagaimana rasanya kebingungan untuk menulis. Dapat ditebak, hunian blog saya terbengkalai seperti sebuah taman bunga yang tak pernah tersentuh.
“Jangan pernah surut langkah”, begitu kira kira lanjutan dari kalimat diatas. Sama sama sederhana. Saking sederhananya sampai sampai saya terjebak untuk lebih menyederhanakan lagi alias mempermudah sesuatu yang sudah mudah. Alhasil, hunian blog saya tidak berjalan sesuai dengan yang semestinya.
Itulah yang menggiring saya untuk membuat blog baru yang sifatnya lebih luas dan elastis, tamasya kata. Mencoba meneruskan impian lama dengan hunian baru. Ya, sampai hari ini saya masih menjaga impian itu. Mimpi untuk bisa memiliki media sendiri dalam berkarya dan berkreativitas.
Di Tamasya kata ini, dengan dibantu oleh Hannaku, saya ingin bertamasya dengan kata kata. Menyuarakan isi hati lewat tulisan, dan mencoba mendefinisikan arti dari tamasya dari sudut yang paling murah. Bahwa tamasya bukan hanya melancong ke luar negeri. Bahwa tamasya juga bukan hanya berpelesir ke tempat tempat yang seperti biasanya. Tetapi lebih dari itu. Saya hanya ingin menekankan bahwa menulis, membaca dan berkaryapun itu juga bertamasya. Dan masih banyak contoh yang lain selain dari ketiganya.
Sekarang yang perlu tamasya kata pikirkan hanyalah satu, bagaimana caranya agar bisa mengantarkan mimpi itu menjadi kenyataan. Jawaban yang saya temukan berakhir pada sebuah rumusan. Melaksanakan kata kata.
Jika saya pernah berkata tentang bagaimana menjadi seorang blogger yang penuh cinta, maka saya akan belajar melaksanakannya. Bagaimana caranya? Dengan tidak hanya memikirkan, tapi melakukan.
Semoga hal itu bisa mengantarkan kita untuk bisa survive di dunia blog.
Para netter, Salam Lestari…!!!
0 komentar:
Posting Komentar