Para netter..
Seperti yang sudah saya janjikan di artikel sebelumnya, tentang kenapa hunian ini saya namakan tamasya kata. Ceritanya sederhana. Dimulai dari kemarin siang, 11 Agustus 2009, saat saya bersepeda motor ke pinggiran desa melihat persawahan.
Saya tidak sendirian, tetapi berdua dengan Zuhanna. Dalam perjalanan saya bercerita tentang keinginan untuk membuat blog baru yang lebih merdeka tidak terpenjara tema. Setelah berbincang lama di siang yang indah, saya iseng melontarkan sebuah nama hunian, tamasya kata. Dan entah bagaimana saya dan Hanna menyukai nama itu. Sederhana tapi mengena.
Terlepas dari itu, tamasya kata juga nyambung dengan nama band saya, yaitu tamasya band. Sebuah band yang mengusung lirik lirik yang pro lingkungan. Maklumlah, latar belakang para personilnya adalah PA. Tetapi sekarang saya belum ingin bercerita tentang tamasya band. Kedepan, InsyaAllah saya akan nyicil menceritakan tentang tamasya band di tamasya kata, dari segi lirik, perjalanan dan lain lainnya.
Kembali ke tamasya kata. Kenapa harus tamasya kata? Karena tanpa dijelaskanpun saya yakin para netter mengerti bahwa saya dan Hanna ingin bertamasya lewat kata kata. Meskipun sejatinya saya dan hanna belajar untuk juga melaksanakan kata dalam hidup keseharian.
Bersama tamasya kata saya pribadi ingin menulis tentang apa saja. Mulai dari got, sampah, kecoak, nyamuk, dunia PA, dunia indie, hingga hal hal yang mendunia. Apapun itu, selama menurut saya itu menarik dan bermanfaat, maka akan saya tuliskan. Meskipun tidak saya pungkiri, banyak para blogger yang menyarankan untuk fokus dalam menulis sesuatu. Misalkan, seseorang yang sangat suka dengan bisnis online, hendaknya dia memposting tulisan yang berhubungan dengan bisnis online saja.
Adapun dengan tamasya kata, saya membuat pengecualian sederhana. Saya ingin belajar merasakan kemerdekaan dalam berkarya, itu saja. Kedepan, saya akan terbang kemana hati membawa.
Para netter, Salam Lestari…!!!
0 komentar:
Posting Komentar