Selasa

Pemulung Dilarang Lewat

Pemulung Dilarang Lewat Sini…!!!

Itu bukan kalimat di dalam stiker atau tulisan pada sebuah t-shirt. Tapi benar benar ada dan saya sendiri juga turut membacanya. Salah satunya terpampang di tembok PosKamLing Jalan Jawa 4 komplek kampus Universitas Jember. Kenapa sampai seperti itu?

Ada aksi ada reaksi. Seperti itu saja yang bisa saya gambarkan. Di wilayah kampus Unej seringkali terjadi kasus kasus pencurian. Nah disini saya hanya ingin membahas pencurian pencurian kecil yang dilakukan olek beberapa oknum pemulung. Barang barang yang dicuri biasanya adalah jemuran, sepatu, sandal, peralatan dapur apalagi yang terbuat dari logam aluminium, kran air ledeng yang terbuat dari logam kuningan, helm, dan segala jenis besi. Biasanya mereka melakukan aksinya dini hari bersamaan dengan adzan subuh sampai matahari benar benar bersinar. Dan sayangnya aksi mereka sama sekali tidak profesional. Terbukti dari seringnya mereka tertangkap basah.

Saya sendiri dulu juga pernah memergoki seorang pemulung yang akan mengambil sesuatu di sekretariat OPA SWAPENKA. Beruntung saat saya minta tolong agar pemulung tersebut mengembalikan barang yang diambil, dia mengembalikannya. Biasanya barang barang yang diambil di sekretnya anak PA itu seputar nesting, timba, kompor lapangan, sandal gunung, kadang juga galon, dan semua barang barang yang tidak di masukkan ke dalam sekret. Bercermin dari pengalaman itu, saya jadi bertanya tanya siapa sebenarnya yang salah. Mereka yang mengambil sesuatu karena ada kesempatan, atau itu semua semata mata adalah kesalahan kita sendiri karena teledor.

Terlepas dari siapa yang salah, entah kenapa saya selalu risih saat membaca tulisan pemulung dilarang lewat. Kata kata itu seperti menggugah jiwa kehumanioraan saya untuk mencari jalan tengah. Untuk membela para pemulung sepenuhnya juga tidak mungkin. Bisa jadi ini akan menyakiti hati mereka yang memiliki pengalaman buruk dengan salah satu oknum pemulung. Begitupun jika saya tidak membela para pemulung, rasanya tidak mungkin. Kalimat Pemulung Dilarang Lewat Sini saya rasakan begitu tidak menyedapkan.

Para netter, menurut anda, pada akhirnya saya membela yang mana? Barangkali anda menebak, karena saya adalah seorang pelaku kelestarian alam yang juga mantan pemulung, kemungkinan besar saya akan membela para pemulung terlepas dari saya sendiri tahu bagaimana gaya mereka dalam bekerja. Kalaupun ada yang tukang embat, toh itu adalah oknum. Tidak bisa mengatas namakan pemulung secara keseluruhan. Namun demikian, sayang beribu sayang pada akhirnya saya tidak membela siapa siapa. Saya hanya bisa mengumpat dalam hati sekeras kerasnya. Kenapa saya tidak bisa mencari jalan tengah? Setidaknya sebuah kalimat yang lebih mesra dari kalimat sialan itu.

Salam Lestari…!!!

2 komentar:

  1. Kasian pemulung yang baik baik..

    BalasHapus
  2. @ Anonim : Ya begitulah mb / ms, kadang kita bisa melihat sesuatu dengan begitu jelas, tapi tidak berbuat apa apa. Makasih banyak komentar singkatnya.

    BalasHapus