Minggu

Setidaknya

Setidaknya
Kita masih punya cerita
Sebatang rokok untuk berdua
Segelas anggur untuk bersama

Setidaknya
Ada satu yang tidak berubah
Meskipun nanti kita berubah
Persaudaraan jangan berubah

Reff

Jangan dikenang aku saat aku ada kekhilafan
Mohon maafkan aku kawan sudikah kau memaafkan

Kenanglah aku saat kita bersama lewati malam
Dibangku taman dibawah sinar bintang kita berdendang

***

Setidaknya ada satu karya yang tertinggal
Setidaknya aku senang saat mendendangkan

Tak perduli apa kata orang orang pintar
Beginilah aku, inilah karyaku, ini suaraku



Catatan

Para netter, bila anda perhatikan kembali lirik lagu diatas, tidak ada pengkiasan yang berlebihan disana. Semuanya terasa apa adanya, tidak ada yang dilebih lebihkan. Tanpa retorika, lebih tepatnya seperti itu.

Coba kita perhatikan kembali kalimat pembuka lirik lagu yang berjudul setidaknya ini. Setidaknya kita masih punya cerita. Ya benar, masing masing dari kita punya cerita. Tinggal bagaimana kita mau dan mampu memanfaatkan cerita tersebut. Entah hanya untuk mengenangnya, mengkaryakannya, atau menuliskannya dalam sebuah lirik lagu. Semua pilihan ada di tangan kita. Dan keluarga tamasya memilih untuk mendendangkan segala cerita yang pernah terlewati. Termasuk juga tentang segelas anggur. Tidak ada sensor disini. Tanpa ada ketakutan akan reputasi. Yang diutamakan hanyalah kejujuran dalam setiap kata, itu saja.

Untuk lirik lirik yang mengalir berikutnya, anda bisa merabanya sendiri. Dalam hal ini saya tidak ingin menggambarkan kata demi kata secara keseluruhan. Saya hanya ingin menggunakan lirik lagu ini untuk mengucapkan selamat Idul Fitri.

Para netter, Alhamdulillah lebaran telah tiba. Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maafkan aku kawan sudikah kau memaafkan..

Salam Lestari…!!!

0 komentar:

Posting Komentar