Melatih Kesabaran Bersama Astrea 800

Hampir setiap hari, saat saya harus keluar rumah menggunakan motor tua saya, sering saya lihat para pengendara saling mendahului. Seakan akan mereka berlomba untuk mencapai suatu tempat. Entahlah, barangkali itu semua adalah efek dari kalimat waktu adalah uang.

Saya sendiri sebenarnya ingin juga melakukan hal yang sekarang lagi ngetren. Apalagi kalau bukan mempraktekkan kalimat, lebih cepat lebih baik. Sayangnya motor saya sudah butut. Bukan sepeda model plastik keluaran terbaru. Mau nggak mau, saya harus berjalan lamban, sesuai dengan batas maksimal kecepatan honda astrea 800. Apapun kondisinya, entah itu pada saat cuaca panas, mendung menggantung, bahkan saat saya benar benar lagi terburu buru, ya jalannya tidak bisa lebih dari biasanya.

Tapi disini saya tidak hendak mengutuk nasib saya yang hanya memiliki sepeda butut dan iri melihat orang lain menggunakan sepeda model terbaru. Sebaliknya, saya justru bersyukur atas apa yang sudah saya miliki. Dengan astrea 800, tanpa saya sadari, saya justru mendapat semacam ruang khusus untuk berpikir. Juga, saya seakan mendapat terapi kesabaran. Saat para pengguna jalan lagi bertegangan tinggi, saya justru santai. Yang saya lakukan hanya satu, mengemudi dengan sebaik mungkin, dengan kecepatan yang hanya seperti itu.

Ada sebuah pesan moral yang ingin saya sampaikan kepada para netter. Sebuah kalimat usang yang bahkan sudah sering kita dengar. Bahwa jika kita tidak bisa memiliki apa yang kita cintai, maka cintailah apa yang kita miliki.

Salam Lestari…!!!